Saturday, September 3, 2011

Kue Laklak (4)


KUE LAK-LAK

Bahan:

250 gram tepung beras
250 ml air panas
600 ml santan panas
2 sendok makan daun suji
1 sendok teh baking powder
1 sendok teh garam

Kinca gula merah:
100 gram gula merah
150 gram gula pasir
1 lembar daun pandan
300 ml air
100 gram kelapa parut, dikukus dan digarami

Cara membuat:
1. Masukkan tepung beras dam waskom.
2. Tuang air panas sedikit demi sedikit sampai habis ke dalam tepung beras sambil diuleni, tambahkan santan sedikit demi sedikit sampai habis sambil diuleni terus sampai adonan licin, tambahkan air daun suji, garam dan baking powder, aduk hingga rata.
3. Panaskan cetakan lak-lak (wajan kecil dari tanah liat atau wajan teflon kecil) tuang 1/2 sendok sayur adonan, masak dan tutup hingga matang, angkat dan sisihkan.
4. Hidangkan dengan ditaburi kelapa parut lalu disiram dengan kinca gula merah.

Kinca Gula Merah:
Campur semua bahan menjadi satu lalu direbus hingga mendidih, kemudian disaring dan rebu kembali sampai kental, angkat dan sisihkan.

Kue Laklak (3)

Jaja Laklak = kue laklak, ini jajanan khas bali yang biasanya dimakan bareng kinca (kuah gula aren). Enak dan gurih, biasanya terbuat dari tepung beras. Mungkin mirip serabi atau surabi dan bisa juga dianggap mirip pancake :)


Nah karena ada PR dari milis Rumah Snack Sehat yang bulan ini temanya pancake, mama harus ngerjain pr nih. Resepnya kali ini namanya Cinnamon Oatmeal Pancake with Honey Banana ala Farah Quinn. Tapi sama mama akhirnya berubah jadi Jaja Laklak Beras Merah Men Bodhi *nyengir*
Berikut resepnya dan modifikasinya (yang di warnain merah):
bahan:
1.5 cup oatmeal instant, jangan dimasak ya (oatmeal instant ini beda dengan makanan instant yang sesungguhnya. disebut instant karena proses cutting si oatmeal yang lebih halus sehingga bisa dimasak cukup dengan seduhan air panas saja tanpa dimasak di atas api)
2 cup susu cair rendah lemak (diganti dengan susu kedelai tawar)
0.5 cup tepung gandum -terigu-(diganti dengan tepung beras merah)
1 sdt baking soda (saya coret)
2 butir telur
1 sdm unsalted butter, dilelehkan
1/2 sdt bubuk kayu manis
Bahan Honey Banana:
2 buah pisang
madu murni secukupnya
1/4 cup jus jeruk (karena ngga punya saya ngga pake)
1/2 sdt vanila (tidak pakai)
1 sdm unsalted butter
Cara Membuat:
- semua bahan dicampur dan diaduk menjadi satu kemudian dibuat pancake dengan menggunakan wajan anti lengket
- buat sampai adonan habis, sisihkan
- potong pisang kecil-kecil
- lelehkan mentega lalu masukkan madu, pisang, jus jeruk dan vanilla, masak hingga matang
- tuangkan adonan pisang di atas pancake dan siap disajikan.
Oh ya untuk topping pisang bisa diganti pear atau apel.
Untuk tahap uji coba saya panggang 7 buah seperti di foto itu. Bodhi makan 3 dan doyan banget. Mama makan 4, papa kebagian satu ajah hehehe. Awalnya pesimis, kalo hasilnya bakalan aneh dan ngga enak ... eh ternyata hasilnya menul-menul gitu hahaha, apa ya istilahnya...hmmm empuk gitu deh padahal gak pake baking soda. Dan wangi waktu dipanggang, mungkin karena ada telur dan bubuk kayu manisnya itu.
Sisa adonan, disimpan buat besok pagi, supaya bisa sarapan lagi pake jaja laklak beras merah :)

Kue Laklak (2)

Kue imut bundar ini rasanya gurih empuk. Setelah dikucuri sirop gula merah, hmm... rasanya makin enak saja. Apalagi saat masih hangat. Semburat bau gosong di pinggiran kue bikin kue ini jadi makin sedap saja. Mau nyicip?

Selintas kue ini memang mirip serabi atau surabi. Yang dikenal dengan sebutan 'serabi imut' oleh orang Bandung. Kue tradisional dari pulau dewata ini dikenal dengan nama 'Jaja Laklak' atau kue laklak. Secara tradisional kue ini banyak dijual di kampung-kampung lewat penjaja kue keliling.

Dibuat dari adonan tepung beras, baking powder, santan dan garam. Jadi tak beda jauh dengan adonan serabi tepung beras. Dicetak dengan cetakan serabi tanah liat yang mungil dengan diameter 3 cm. Setelah matang, kue akan berlubang-lubang kecil permukaannya. Kue dicukil dari cetakan dan disajikan dengan kucuran sirop gula merah.

Kue laklak ini tidak hanya putih tetapi ada juga yang diberi air daun pandan suji sehingga warnanya kehijauan dan aromanya sangat wangi. Sebagai varian, kue ini juga kadang diberi pewarna merah muda atau tambahan cokelat.

Kue laklak kadang juga diberi taburan kelapa parut sebelum dikucuri sirop gula merah. Paling enak dimakan saat masih panas sehingga terasa empuk, sedikit aroma gosong dan harum semerbak sirop gula merah.

Di Jakarta, jajanan khas Bali ini bisa dibeli di restoran khas makanan Bali atau banyak dijual di pura-pura saat ada perayaan atau hari raya Bali. Harganya juga relatif murah karena bentuknya mungil. Paling sedikit per orang bisa melahap 5 buah serabi imut ini sekali makan.

Kue Laklak


Tanpa Bahan Pengawet,Kue Laklak Ramai Peminat
Gianyar (Bisnis Bali)- Jajanan tradisional Bali jenis laklak sampai saat ini masih tetap eksis dipasaran, meski mendapatkan banyak saingan dari aneka jenis jajanan lainnya yang dibuat dari bahan baku tepung terigu. Namun karena pembuatan laklak yang tanpa bahan pengawet dan pewarna, membuat mata dagangan ini tetap diminati banyak konsumen.

Bahkan untuk kawasan desa wisata Ubud, karena ramai dikunjungi wisatawan mancanegara, banyak di antaranya yang mencoba menikmati kelezatan jajanan laklak ini yang nyaris punah.
‘'Karena di daerah pariwisata, wisatawan mancanegara banyak yang mencoba menikmati kelezatan kue laklak ini, karena dibuat dari tepung beras asli,'' tutur Ni Wayan Rimpeg, pedagang kue laklak di pasar umum Ubud, baru-baru ini.
Dijelaskan, laklak salah satu jajanan tradisional Bali yang peminatnya masih banyak dan ramai sampai saat ini. Tidak saja konsumennya yang ramai, tetapi juga pelaku usaha penjualan kue laklak bersama dengan kue tradisional lainnya seperti kue injin, lukis dan pisang rai.

Konsumen laklak pun tidak terbatas untuk masyarakat yang dewasa (generasi tua), tetapi juga anak-anak dan remaja. Bahkan, kue laklak juga telah banyak diperkenalkan dalam kegiatan upacara resmi seperti, hajatan besar selain untuk diperjualbelikan secara kecil-kecilan.
‘'Dalam kondisi pembeli ramai, bisa menghabiskan bahan (tepung) beras sampai 5 kg per hari. Jumlah ini sudah tergolong banyak, karena selain menjual kue laklak, juga jenis kue tradisional lainnya seperti injin dan pisang rai,'' jelas Rimpeg, pedagang asal Payangan yang setiap hari berjualan di pasar Ubud sambil mengemukakan, kue laklak tidak kalah bersaing dengan jenis kue tradisional Bali lainnya, karena memiliki cita rasa dan bentuknya yang khas. Dengan uang Rp 1.000 di saku konsumen bisa menikmati kelezatan kue laklak yang beraroma daun pandan harum maupun daun kayu sugih yang biasanya dipakai sebagai bahan pewarna agar laklak kelihatan menarik.
‘'Wisatawan asal negara Asia seperti Cina dan Singapura sangat menyukai kue laklak ini,'' demikian Rimpeg. *mur